I. BAHAN KHOTBAH
PEMBACAAN ALKITAB : Markus 5:35-43
POKOK / TEMA : Talitakum, Malimbangunko
Jemaat Kekasih Kritus
& Adakah orang memilih dan mencari orang yang tidak bisa menolong di tengah situasi yang kritis? Tentu tidak! semua orang berupaya menemui siapa yang dipandang dapat memberi topangan atau bantuan. Walaupun misalnya jauh atau susah untuk menjangkaunya pasti selalu diupayakan.
& Kita bergerak cepat, berhitung segala macam yang penting kita bisa menjumpai orang yang kita andalkan.
& alangkah bertambah kecewanya kita bila orang yang sangat kita butuhkan sudah berjalan bersama kita lalu tiba-tiba ada yangmenghalangi, ada yang menghadang di jalan. Kita mencari, kita sudah menbawanya lalu ditahan oleh orang lain.
& inilah kejadian yang tergambar dalam pembacaan kita.
& Yairus berusaha menjumpai Yesus karena ia sudah mendengar kemampuan Yesus dalam menolong orang dengan kuasaNya, dan anaknya sudah sunggu sekarat
& Tapi dalam perjalanan ke rumahnya tiba-tiba ada orang yang menghampiri Yesus, juga dengan beban yang sama, Yesus tidak bisa melangkahi begitu saja apalai memang juga datang mendekat dengan iman dan harapan yang teguh padaNya.
ayat 28: anak muda itu berkata : “asal kusentuh saja jubahNya, aku akan sembuh” dan ia terus berusaha, akhirnya Yesus berkata: Pergilah dengan damai dan tetaplah sembuh dari penyakitmu. (ay 34).
.................(ceritakan kembali peristiwa dalam pembacaan)..............
Sidang jemaat yang sama dikasihi Kristus
& Dari pembacaan kita ini, hendak mengatakan kuasa yang dimiliki oleh Yesus adalah kuasa yang tiada bandingnya di dunia ini, maut/kematian sekalipun takluk dibawaNya.
& Kuasa Yesus adalah kuasa yang menopang dan memberi pengharapan bagi setiap orang yang berharap hanya kepadaNya
& Dua anak muda beroleh mujisat: hal ini hendak mengatakan bahwa Tuhan membuka jalan untuk menyatakan kuasa dan pekerjaanNya melalui kematian.
& Kalau Yesus dengan Kuasa dan kasih membangkitkan dua anak muda itu berarti bahwa begitu pentingnya kehadiran anak muda dalam kehidupan ini
juga lewat peristiwa itu dsapst kita saksikan bahwa kebangkitan dapat diperoleh didalam Yesus Kristus. Seorang percaya pasti memiliki semangat dan bisa bangu dari keterpurukan bilah sunggu-sungguh berharap pada Yesus.
& Kalau kita berharap sungguh-sungguh hanya kepada Yesus maka yakinlah bahwa kita memiliki kebangkitan/kehidupan yang sungguh. Kehidupan di dalam Yesus menghantar kita bagaimana mengisi kehidupan ini sesuai kehendak Tuhan yang dapat mendatangkan kebaikan bagi kita sehingga kita memiliki damai sejahtera di dalam Tuhan sampai selama-lamanya.
& kebangkitan/kehidupan yang dimaksudkan disini hendaknya kita pahami sebagai kebangkitan dalam memiliki waktu untuk mendatangkan hal-hal baik yang berguna dalam kehidupan kita setiap hari.
& Orang-orang muda yang sedang diliputi pengharapan hendak menyatakan dengan jelas bahwa kebangkitan/kehidupan didalam ajaran dan didikan orang tua selaku wakil Allah dalam mendidik anak-anak muda.
& Didikan dan ajaran itu harus didasarkan atau bersandar sepenuhnya pada Yesus. Perlu kita renungkan dalam hati masing-masing bahwa kita tidak akan pernah mencari kehidupan di luar Yesus melainkan hanya di dalam Dia kita beroleh kebangkitan dan hidup.
Kalau demikian, sesunggunya kita juga meyakini bahwa kepada kita pun atau kita hendaknya mendengar apa yang Yesus katakan : Hai anakKu Pergilah dengan damai dan tetaplah sembuh dari penyakitmu. (ay 34).
........................................A M I N...............................
II. BAHAN KHOTBAH
PEMBACAAN ALKITAB : Daniel 6:1-10 nats ay 5,6
POKOK / TEMA : Disalahkan karena ibadah yang benar
& Hati kita mungkin bertanya-tanya dan agak heran: Apa benar bisa seorang tawanan/ buangan bisa memperoleh jabatan yang cukup tinggi dalam satu negara.
& Bayangan kita adalah mereka yang demikian hanya sebatas pekerja atau kuli-kuli kasar.
& Namun pembacaan kita memperhadapkan kepada kita suatu realita yang tidak berjalan sesuai dengan bayangan sekaligus menjawab pertanyaan tentang apa bisa dan mungkintawanan akan jadi penguasa.
& Daniel adalah salah satu dari orang Yehuda yang dibuang ke Babel dan salah seorang dari empat pemuda asal Yehuda yang diberi kesempatan mengecap, memperoleh pendidikan di lingkungan kerajaan.
& Sosok pemuda ini berikhtiar atau kuat dalam tekad bahwa ia akan memelihara kesuciansebagai bukti kesetiaan kepada Allah.
& Seiring dengan itu hari-hari Daniel sangat cemerlang, ia menunjukkan keunggulan atau prestasi yang sangat baikdalam pendidikan bahkan memiliki kemampuan menerjemahkan mimpi raja.
& Keadaan yang demikian mengantar Daniel pada posisi atau jabatan yang cukup baik Ketika Banel masih berkuasa Daniel diberi kepercayaan/menjadi pejabat, juga saat Persia tampil menaklukkan Babel Daniel pun diangkat sebagai salah seorang dari tiga orang yang membawahi 120 wakil raja.
& jadi ruapnya tatanan pemerintahan Raja Darius demikian, dia mengangkat 120 wakil tetapi wakil-wakil bertnggungjawab kepada tiga orang yang ditentukan di bawa raja.
& Dalam menjalankan amanat yang diemban padanya Daniel memperlihatkan kesungguhan, ia benar-benar berusaha menjalankan tanggungjawabnya dengan baik.
tidak menyalahgunakan wewenang karena itu kariernya semakin baik: dalam ayat 4 dikatakan ia lebih dari 2 orang sejawatnya dan 120 wakil raja. Darius sangat menghargai dia dann bermaksud mengangkatnya sebagai penguasa atas seluruh kerajaan.
& Hal yang lebih menarik lagi adalah bahwa ketika Daniel sementara menempati posisi penting dalam lingkungan kerajaan identiasnya sebagai seorang yang menyembah Allah tetap jelas. Orang persia dan Babel memiliki kepercayaan yang tidak sama denga kepercayaan Daniel dan Yehuda pada umumnya.
& Daniel tetap setia berdoa dan kehendak Allah mwnjadi nyata dalam cara hidupnya. Inilah ibadah yang benar: Setia menyembah Allah, relasi dengan Allah terbangun secara baik dan kehendak Allah terwujud lewat sikap dan pola hidup.
& Namun keadaan Daniel yang demikian tidak bebas dari tantangan orang didekatnya, sesamanya pejabat tinggi kerajaan merasa cemburu dan memasang jerat untuk Daniel.
& Mereka menetapkan sebuah aturan atau undang-undang yang isisnya siapa yang dalam 30 hari menyampaikan permohonan kepada dewa atau kepada salah seorang manusia selain kepada raja maka ia akan dilemparkan ke dalam gua singa, ini adalah cara orang Persia menghukum para penjahat.
& Undang-undang ini diusulkan kepada raja, raja tentu menyambut baik karena melihatnya sebagai upaya memper kokoh kekuasaanya tanpa mengetahui maksud licik pejabat lain yang membuatnya.
& Ini perangkap bagi Daniel sebab mereka melihat dan tahu bahwa Daniellah yang senantiasa bermohon, menyembah kepada yang bukan sembahan mereka.
& Aturan baru ini disetujui oleh raja dan Daniel dipersalahkan oleh pejabat perancang. Daniel bergumul sebab aturan itu berkenaan atau berkaitan langsung dengan apa yang sangat mendasar pada diri Daniel yaitu keyakinan dan ibadahnya.
& Masalahnya begitu berat tetapi pilihan Daniel sangat mengesankan /ia punya pendirian yang teguh (karena) ia memilih tetap menyembah dan beribadah kepada Allah, integritasnya luar biasa, jabatan begitu menjadi taruhan. Daniel memaknai bahwa ibadah itulah yang benar yakni: Allah menjadi alamat penyembahan dan kehendakNya yang terus berupaya diwujudkan walaupun mendapat tantangan, ibadah demikian harus tetap ditegakkan.
Jemat kekasih Tuhan
& Bagaimana denga ibadah kita: apakah sudah benar-benar tertuju pada Allah, apakah permohonan dan seluruh harapan kita , kita bawa dengan sungguh-sungguh hanya kepada Allah dan hal yang tidak boleh dipisahkan adalah sudakah kehendakNya berusaha kita jadikan sebagai bagian nyata dari kehidupan kita.
& Sepertinya banyak kali tidak demikian:
· Masih sering ibadah kita tidsak terarah kepada Allah, kita dalam gereja tetapi hati dan pikiran kita ada di tempat lain.
· Ada juga yang dat ang tetapi setelah usai dia katakan; sekali mendayung bahtera, dua tiga pulau terlampaui, maksudnya ikut ibadah tetapi juga tidur.
· Sudah alam ibadah tapi masih aktif berbisik, bercanda dan tidak tertutup kemungkina bersin.
· Kalau doa syafaat keluar: disebuah jemaat hal demikian ramai dilakukan warga jemaat, nanti kalau doa bapa kami baru cepat-cepat masuk. suatu saat pendeta tidak mengajak jemaayt berdoa bapa kami di akhir doa syafaat, setelah amin hapir setengah peserta ibadah berada di luar.
· kadangkala juga ada yang cepat pulang, selesai khotbah pulang, memilah-milah unsur ibadah / akta ibadah sebagai yang lebih penting.
& Ini semua adalah cara-cara yang tidak mencerminkan ibadah yang benar, apa yang kita dengar tidak nyata mengubah dan membaharui kita.
& Kiranya apa yang kita gumuli / kita renungkan bersama saat ini dapat mengantar kita untuk lebih memperhatikan dengan seksama ibadah kita, dan kita berusaha beribadah secara benar yaiyu berada dalam relasi yang harmonis dengan Allah dan kehendakNya berlaku dalam hidup kita.
............Roh Kudus meolong kita bersama, AMIN.........
III. BAHAN KHOTBAH
PEMBACAAN ALKITAB : Kejadian 4:1-16
POKOK / TEMA : Akukah penjaga adikku?
Saudara-saudari yang kekasih didalam Kristus
& Memperoleh hasil baik atau menyenangkan dari apa yang diupayakan, itu menjadi keinginan setiap kita. Itu tidak salah dan wajar-wajar saja. Namun sering kita lupakan bahwa kalu kita menginginkan hasil baik, memperoleh apa yang menyenangkan dan membahagiakan itu tidak bisa dilepaskan dari bagaimana juga kita berupaya secara sungguh-sungguh, berlaku dengan sebaik mungkin. Biasa kita asla melakukan sesuatu, berbuat sekedar atau yang penting dilaksanakan, tapi ujung-ujungnya kita mau lebig baik, lebih diterima atau lebih dari sesama kita. Bilah harapan itu tidak terwujud, kita marah, cemburu berbuat apa saja yang sebenarnya adalah kejahatan.
& Perikop pembacaan kita saat ini, secara jelas mengemukakan keadaan yang demikian. Pada dasarnya Habel berusaha untuk menghampiri Tuhan dengan persembahan yang terbaik dan Kain justru terbalik/sebaliknya. Akhirnya Tuhan berkenan atas apa yang Habel persembahkandan menolak persembahan Kain. Kain marah dan merencanakan bahkan melakukan pembunuhan terhadapmadiknya.
& Sebenarnya Tuhan bukan tidak tahu keberadaan Habel lalu bertanya, tetapi Tuhan hendak mengetahui sejauh mana Kain jujur dan bertanggungjawab akan apa yang telah ia lakukan. Apakah ia memiliki kepedulian dan rasa iba terhadap adiknya. Tetapi ternyata Kain mengelak bahkan pura-pura tidak tahu akan kondisi adiknya.
& Inilah sandiwara Kain yang telah ditaklukkan oleh kuasa dosa. Nyata-nyata ia berbuat tetapi bersembunyi dan mencuci tangan, tidak memiliki kepedulian lagi terhadap adiknya. Kasih tidak punya tempat dalam hidup Kain. Demi melampiaskan kemarahannya ia melupakan pertalian darah dengan adiknya, sebagai kakak ia bukannya sedih dan menyesal karena telah menyakiti dan membunuh adiknya, melainkan ia justru merasa tidak perluh mengetahui apa yang ditanyakan perluh.
Sidang jemaat kekasih Tuhan
& Kain berlaku tidak manusiawi lagi kepada adiknya karena cinta kasih telah di kalahkan oleh kemarahan yang meluap-luap. Kalau Tuhan tidak mengindahkan persembahan Kain, mestinya Kain bersedia mengoreksi diri dan belajar dari pengalaman itu dan bukannya memiliki perasaan dendam terhadap saudaranya.
& Kain seolah-olah tidak mau menerima keeeberhasilan dan keunggulan adiknya. Maunya ia lebih dari adiknya padahal ia tidak memeriksa sikap hatinya dan caranya datang membawa persembahan kepada Allah. Kain tidak segan-segan mengorbankan saudara kandungnya oleh karena telah kehilangan kasih. Kehilangan kasih akan bermuara pada kekejaman dan kekejian.
& Apa yang terjadi pada diri kain ini bukan peristiwa baru yang kita jumpai dalam perjalan hidup kita bersama. Soal pembunuhan, balas dendam dan segala bentuk kejahatan dan kekejian terus terjadi diberbagai tempat jauh atau dekat. Kalau hendak ditelusuri penyebabnya tidak lain adalah karena cinta kasih digeser oleh kebencian sebagai akibat dari tidak adanya kesadaran untuk mengekang dan menahan diri terhadap perlakuan dibawa kuasa dosa.
& Mengelak atau menghindar dari tanggungjawab sering kita saksikan dan lakukan. Terhadap saudara kita, juga kita sering berpura-pura tidak tahu. Kalau terlihat sebagai hal yang membawa kerugian, kita mati-matian mengelak supaya orang tidak memanggil dan melihat kita lalu melibatkan kita, tetpi kalau kita mersa dan memandang bahwa itu akan mendatangkan keuntungan yang banyak /keuntungan diperoleh dengan sangat mudah, sekalipun orang mengjhalangi kita untuk bergabung atau terlibat, kita berjuang sekuat tenaga untuk ikut dan ambil bagian.
& Bagaimana supaya ikatan dan kekerabatan bisa tetap utuh? Masyarakat dan Jemaat senantiasa diliputi semangat persaudaraan. Mari kita merenungkan lebih dalam lagi apa yang telah diamanatka Firman ini. Kita tanamkan rasa kepedulian diantara kita, kita berupaya dengan sebaik mungkin dalam hidup ini sehingga kita harapkan tidak jauh dari kenyataan.
& Jawaban Kain: akukah penjaga adikku, memperlihatkan rapunya semangat kekeluargaan dalam diri kain yang berakibat pada kematian. Hal ini mesti kita sadari bahwa kapan kasih, kepedulian dan kekeluargaan diabaikan, hal yang paling dahsyat bagi kitra akan datang dengan segala bentuk dan kekejamannya.
& Kiranya oleh terang dan kuat kuasa Roh Kudus, kita datang dan masing-masing menjawab kepada Bapa di sorga sama seperti jawaban Samuel: Berbicaralah Tuhan, hambaMu mendengar, ajar kami berjaga pada jalanMu..........AMIN..........
IV. BAHAN KHOTBAH
PEMBACAAN ALKITAB : Yakobus 1:19-27
POKOK / TEMA : Seirama adanya
Saudara/saudari keasih Tuhan
& Seorang yang telah menekuni dan berjuang melakukan sesuatu pasti merindukan hasil dari perjuangannya, dan itu wajar.
& Mis: seorang petani, kalau telah menabur benih, pasti ia mengharapkan agar tumbuh dengan baik dan bisa ditanam nantinya. tiba saatnya ditanam, diharapkan tumbuhnya normal, dsn bisa berbuah sehingga bisa dinikmati dan memberi sukacita.
& Namun dalam menanti hasil, berbagai upaya tetap akan dilakukan, bagaimana agar terhindar dari hama, batang kuat, buah berisi, mungkin perluh pupuk dan tidak luput penyiangan dan kontrol air, dll.
& Yang hendak dikatakan dari contoh ini adalah bahwa untuk sampai pada sebuah jawaban akan apa yang kita harapkan, upaya tidak boleh brhenti.
Saudara kekasih yang kini sama berjuang untuk masa depan
& Kalau kita bertitik tolak pada Galatia 1:19 dan sepakat bahwa Rasul Yakobus itulah penulis surat ini sama seperti ia memperkenalkan dirinya dibagian awal surat ini, maka kita bisa memahami bahwa dia adalah seorang yang telah berjeri paya dalam p.I, ia telah menyatakan peran dan memberi diri bagi pelayanan.
& Dia paham keberadaan ke-12 suku dan orang kristen pada umumnya. Karena itu dia masih terus berusaha bagaimana supaya Injil itu sungguh-sungguh dinikmati oleh mereka yang telah mendengar dan bagaimana supaya orang lain dapatb menikmatinya juga.
& Dalam kaitan itulah Yakobus menasehati, menuntun ke-12 suku dan orang kristen saat itu tentang beberapa hal yang terkesan praktis tetapi luar biasa maknanya bila diperhatikan dengan seksama.
Mulai dari hal mendengar: hendaklah cepat untu mendengar tetapi lambat berkata kata, dan juga lambat untuk marah, menghindari yang jahat dan menerima Firman dengan lemah lembut.
& Dan intisari seperti yang diangkat LAI menjadi judul adalah: hendaklah kamu menjadi pelaku Firman bukan pendengar saja.
& Yakobus mengharapkan agar orang yang telah menerima Injil hendaknya berada pada posisi aktif memberlakukan.
& Bukan pendengar saja artinya mendengar juga itu penting, tidak boleh diabaikan tapi agar nyata dengan sungguh tidak bisa tidak dilakukan
& Bila kita berada pada batas mendengar saja kita menipu diri dan laksana orang yang bercermin yang mendadak lupa akan rupanya artinya tidak ada kesan berarti yang nyata.
& Bagian terakhir menegaskan bahwa kalau ada orang yang menanggap diri beribadah tetapi tidak mengekang lidahnya maka menipu diri, ibadah yang sejati/murni adalah mengunjungi yatim piatu, janda duda yang menderita artinya tindak lanjut, buah dari imanlah yang menandai siapa kita.
& Tidak cukup mengklaim diri sebagai orang beriman, tidak cukup berbicara banyak tetapi yang dituntut dan memberi kebahagiaan bagi kita adalah ketika iman terbahasakan nyata dalam hidup ini.
& Roh menerangi kita bersama sehingga ada irama yang walau pelan tapi mulai terdengar dan dari sana harmoni kehidupan terasa nikmat. A.........min.
V. BAHAN KHOBAH
PEMBACAAN ALKITAB : I Samuel 4:1-11
POKOK : Jika anak-anakmu setia
& Kalau kita menghadapi musuh biasanya kita mengerahkan segala kekuatan yang ada pada kita, apalagi kalau kita pernah kalah pasti itu menjadi pelajaran dan pengalaman yang akan membuat kita berpikir banyak.
& kita mempersiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi musuh, selagi ada yang bisa itu dikerahkan agar kita jangan malu dan kecewa. seringkali juga banyak pendapat yang muncul, kita harus begini, kita harus begitu dst.
& inilah yang terjadi dalam pembacaan kita.
· Orang Israel sudah kalah melawsan orang Filistin
· Dalam peperangan berikutnya mereka mencari apa kira-kira yang membantu mereka sehingga beroleh kemenangan.
· Ada pendapat bahwa sebaiknya tabut Tuhan dibawa ke medan perang, mengapa seperti itu karena tabut adalah tanda kehadiran Allah, namun mereka tetap kalah, justru tabut dirampas oleh orang Filistin.
· Mengapa? (1) Karena hati mereka tertuju kepada tabut itu dan bukan kepada Allah, (2) Alat itu penting tetapi tidak memiliki apa yang melampaui yang datang dari Tuhan, itu yang sangat diluoakan oleh orang israel.
& Ini adalah pelajaran baik bahwa ketika kita salah dari awal dalam rencana maka hasilnya pasti tidak memuaskan.
& Apa yang dilakukan para pendahulu Israel pasti berpengaruh terhadap anak-anak di tengah-tengan mereka. Kekalahan itu mendatangkan penderitaan bagi mereka yang belum tahu apa-apa. Anak-anak menderita dan kelaparan karena ketidak pedulian orang tua mereka dalam hal memberi contoh yang baik.
& Dalam hal ini orang tua hendaknya merenungkan bahwa bagaimana anak-anak bisa diarahkan setia kepada Allah dalam kondisi yang sudah menderita akibat dari kesalahan orang tua.
& Tetap saja ada kemungkinan didikan dan nasehat akan berguna walau dalam keadaan sengsara. Namun yang paling penting adalah orang tua hendaknya punya pikiran dan hati bahwa sebaiknya anak-anak tidak menanggung sengsara karena ketidaksetiaan orang tua kepada Tuhan. Kita tetap berdoa semoga keluarga kita masing-masing diberkati Tuhan, secara khusus berkat pengetahuan untuk semakin ditambahkan, terpujilah Tuhan...A M I N....
VI. BAHAN KHOTBAH
PEMBACAAN ALKITAB : Maleakhi 2:1-9
POKOK / TEMA : Dialah utusan Tuhan
Jemaat kekasih Tuhan
& Kalau kita mengutus atau memberi kepercayaan kepada seseorang untuk menyampaikan sesuatu tentunsangat besar harapan agar dia menyampaikan dengan benar atau tepat seperti yang kita inginkan.
& Kita akan kecewa bilah pesan atau kepercayaan itu disalah gunakan. Kalau tidak disampaikan ataukah disampaikan tetapin tidak sama dengan yang kita pesankan. Dirobah atau ditambah-tambah. Tidak tertutup kmungkinan ada ganjaran, ada hukuman yang kita berikan akibat dari kekecewaan atas pelanggaran itu.
Saudara-saudari yang sama dikasihi oleh Yesus Kristus
& Perikop yang kita baca tadi di dalamnya jelas disebutkan bahwa imam adalah utusan Tuhan. Dalam mulut dan pada bibir mereka Allah telah meletakkan kebenaran, artinya mereka menerima tanggungjawab dari Allah untuk menyampaikan apa yang Allah kehendaki bagi umatNya. Pada Imam ada peran sebagai pemberita, memberi penjelasan tentang ajaran Allah. Mereka mesti mengajar tentang Allah dan kebenarannya, singkatnya kalau menyangkut keagamaan orang harusnya bertanya pada imam. Mereka akan dicari orang dalam soal-soal yang berkenaan dengan agama. Apa yang mereka katakan tentang Allah harus yang sebenarnya karena itu akan diikuti orang bahkan sikap, perilaku mereka hendaknya menjadi contoh bagi umat.
& Tapi apa yang terjadi?? Seperti yang Allah harapkanksh ysng diakukan oleh para imam?? Ternyata tidak demikian, imam justru melakukan apa yang bertentangan dengan kebenaran yang sudah dipercayakan untuk disampaikan.
& Imam mempersembahkan korban persembahan yang tercemar . itu adalah penghinaan. Tuhan semestinya menerima yang terbaik tapi imama memberi yang tidak patut.
& Dalam situasi demikian Allah memberi peringatan dan kecamam melalui nabi Zakharia. Imam pada akhirnya akan dihina karena cara mereka seperti itu. Mereka akan diseret ke kotoran korban sebagai bukti nyata bahwa Allah sungguh tidak setuju dengan tindakan mereka yang menggunakan maksud pengutusan mereka seperti itu. Allah tidak ingin diperlakukan secara tidak terhormat yang muncul dari yang diharapkan mengajak orang lain hormat kepada Allah.
& Siapapun yang dengan sengaja menyimpang dari kebenaran Allah pasti mendapat hukuman dan menanggung malu. Berkat Tuhan berubah menjadi kutuk apabila Tuhan tidak dihormati dan keberadaanNya yang suci dicemari dengan mempersembahkan apa yang sekalipun manusia tidak senang menerimanya
& Imam mengabaikan keteladanan, mereka bertindak dan sibuk dengan urusan keagamaan tetapi itu dilakukan sebatas kebiasaan saja. Umat tidak melihat sedikitpun hal yang dapat mereka jadikan contoh.
Saudara-saudari yang terkasih dalan Tuhan.
& Sebagai orang percaya kita semua adalah imamat yang rajani, itu sangat jelas dalam I Petrus 2:9 artinya kita mendapat kepercayaan dan tanggungjaawab dari Allah mengajar dan menuntun orang lain ataui mereka yang ada disekitar kita.
& Selaku orang yang telah mengenal Allah terus nampak dari cara hidup kita bahwa kita hormat pada Allah, kita menjadi contoh dalam penyerahan diri, ketaatan dan memberi persembahan. kita memberi yang terbaik bagi Allah bukan sebaliknya.
& Harus senantiasa dihayati bahwa Tuhan mengutus kita ke dunia ini, karena makna dan tujuan pengutusan harus dijunjung dan dipelihara. Hukuman akan ditimpahkan, berkat akan berunbah menjadi kutuk atas setiap orang yang tidak mempergunakan dengan baik pengutusannya.
& Semoga Tuhan yang mengutus kita senantiasa memberi kekuatan sehingga kita mampu mengemban dan mewujudkan apa yang dikehendakiNya, Percayalah berkatNya ada dan akan terus melimpah atas kita, itu janjiNya. Roh Kudus menuntun selalu......AMIN......
VII. BAHAN KHOTBAH
PEMBACAAN ALKITAB : Imamat 25:1-13
POKOK / TEMA : Menata dan mengelola dengan adil
Jemaat kekasih Tuhan
§ Istirahat adalah kebutuhan mutlak dan mendasar, walaupun dunia dengan segala dinamikanya menuntut kita untuk berpacu dan berjuang dengan sekuat tenaga, tetapi kita harus sadar akan keterbatasan kita
§ Justru ketika kita lupa atau mengabaikan soal istirahat maka muncul akibat yang membuat kita semakin sulit untuk menggaoai, mewujudkan sesuatu.
§ Kerap kali kita menjumpai sesama kita yang hampir seluruh hidupnya/waktunya habis untuk bekerja, bahkan makan sekalipun kadang dilupakan karena mengejar waktu untuk melakukan segala sesuatu
§ kurang menyadari bahwa apala arti semua jeri lelah kita bila diri kita telah rusak/sakit
§ banyak orang yang diberi surat istirahat/ket dokter untuk istirahat tetapi tetap saja bekerja, tetapi ada juga yang mintasurat ket istirahat padahal itu kurang penting/ terlalu banyak istirahatnya.
Bapak ibu yang sama dikasihi Tuhan
§ Tentu masih ssegar dalam ingatan kita, bahwa sejak penciptaan yang diceritakan dalam kejadian 1 disitu sudah jelas bahwa Allah merancang dan menetapkan adanya istirahat – sabat
§ Dalam dasa titah yang ke-4 juga diatur tentang istirahat
§ kembali dalam pembacaan kita saat ini hal mengenai sabat dipertegas dalam hubungan dengan tanah
§ Tuhan berfirman kepada Musa di Gunung Sinai dan lewat Musa, israel diberi petunjuk bahwa apabila kamu telah masuk ke negeri yang Tuhan berikan maka tanah harus mendapat perhentian sebagai sabat bagi Tuhan
§ Artinya setelah tanah diolah selama enam Tahun, maka tahun berikutnya atau tahun ketujuh tidak boleh diolah, melainkan diberi kesempatan mengalami sabat. Tanah dibiarkan dan kalau ada hasil tidak boleh diperlakukan sama dengan hasil pengolahan biasanya tetapi untuk dinikmati bersama dengan budak, orang upahan, ternak dan binatang liar
§ kemudian setelah tujuh kali pelaksanaan tahun sabat maka pada tahun berikutnya ditetapkan sebagai Tahun Yobel= tahun ke-50 (7x7 = 49 ditambah satu tahun berikutnya). Tahun ini adalah tahun pembebasan: budak, hutang, tanah, juga kembali dibebaskan dari pengolahan. Saat itu sangkakala dibunyikan dan semua bersyukur kepada Tuhan.
§ penciptaan tahun sabat dan tahun yobel hendak mengantar umat israel pada pengakuan dan keyakinan bahwa Allahlah pemilik sesungguhnya dari segala sesuatu dan kekudusanNya harus dijaga ditengah-tengan umatnya
§ betapa pentingnya selalu menyadari bahwa Allahlahpemilik dari segala sesuatu sebab itu mengingatkan kepada kita untuk tidak sewenang-wenang dalam mengelola pemberiannya
§ satu masalah atau kekeliruan yang sering terjadi pas\da kita adalah cenderung menganggap dan menempatkan kita sebagai pemilik sepenuhnya dari apa yang ada pada kita karena itu kitapun menggunakannya sesuai keinginan kita, tergantung pada seperti apa kehendak kita
§ biasa ada orang yang berkata: “ya terserah saya, itukan milik saya”. kata-kata ini diungkapkan seolah-olah tidak ada beban atau perasaan bersalah, padahal dari sudut iman kristen kata-kata yang demikian tidak punya tempat.
§ yang benar adalah apa yang Tuhan titipkan harus dikelolah dalam terang FirmanNya atau berdasarkan kehendakNya
§ selanjutnya dari penetapan tahun sabat dan tahun yobel ini nyata sekali bahwa Tuhan mengajak umatNya untuk berbagi kehidupan tidak hanyaberorientasi dan berjuang dengan hanya mengutamakan dirinya tetapi mereka juga yang boleh dikatakan kurang beruntung secara ekonomi dibukakan jalan
§ pada tahun sabat, menikmati bersama hasil dari ladang, pada tahun yobel ada pembebasan sehingga yang lemah tidak harus menderita dan terlilit hutang, keadilan menjadi nyata
§ sekalipun tahun sabat dan tahun yobel berkenaan dengan tanah tetapi implikasinya juga langsung pada manusia karena kalau tanah tidak diolah, manusia istirahat, manusia mengumpulkan kekuatan, kesegaran, punya waktu untuk berfikir yang baik, sementara tanah juga mengumpulkan kesuburan maka pada saat tahun kerja tiba kembali, manusia kuat mengolah – tanah telah subur kembali dengan demikian hasil bisa lebih baik lagi akhirnya kita menuai kesejahteraan – pengelaolaan tanah yang baik berarti memperhitungkan kehidupan generasi baru
§ jadi lewat firman saat ini mengajak kita semua untuk bagaimana mengelolah tanah dan menata kehidupan ini dengan baik dan didalamnya kita menumbuhkan rasa kepedulian dan rasa keadilan
§ kita bertanggungjawab mengelolah tanah, atau ditempat dimana kita melakukan pekerjaan masing-masing kita dituntut untuk tidak sekedar bekerja saja, tidak sekedar mengelolah dan memanfaatkan karunia Tuhan mrlainkan bertanggungjawab (tidak bekerja/mempekerjakan orang lain tanpa batas, tidak menjadi orang kantoran yang lambat datang atau cepat pulang)
§ tidak membuat orang lain tambah menderita dari apa yang kita kelolah, tidak hanya tertarik dan berteriak menuntut keadilan dalam hal-hal yang besar lalu melupakan prinsip penataan keadilan dari diri kita atau dari hal kecil.
§ tahu bersyukur sama seperti yang ditandakan dengan bunyi sangkakala pada saat tahun yobel, dengan demikian Tuhan itu kudus di tengah-tengah kita.
§ Roh Kudus menolong kita semua. AMIN
VIII. BAHAN KHOTBAH DUKA CITA
PEMBACAAN ALKITAB : Lukas 22:39-46
POKOK / TEMA : “Curahkanlah Kepedihan ini Kepada-Nya’’
Pendahuluan :
§ Dalam menaggung beban hidup kita sering mencari tempat untuk berbagi atau mencurahkan
§ Harapan kita adalah ditopang atau diberi petunjuk atau solusi, paling tidak merasa turut dalam pergumulan kita.
§ Tetapi kita harus memilih tempat berbagi dengan cermat karena bila kurang tepat justru akan menambah dan memperkeruh suasana
Inti/ kajian teks :
§ Sebagai seorang anak manusia Yesuspun mengalami hal yang serupa.
§ Dalam kedatangan-Nya, Ia berjumpa dengan penderitaan untuk memenuhi kehendak Bapa-Nya atau misi-Nya ke dunia ini.
§ Ia mencari kelepasan, Ia mencari ke mana Ia mencurahkan apa yang dialami-Nya. Dalam ayat 42 Ia berkata “…..!
§ Meminta kepada Bapa tetapi Ia tahu bahwa jalan atau kehendak Bapa adalah lebih indah. (Cawan; penderitaan)
§ Ia tegar menghadapi derita itu bahkan dalam ayat 44 dikatakan bahwa Ia semakin bersungguh-sungguh dalam berdoa. Artinya relasi-Nya dengan Bapa tidak putus dalam derita.
§ Dan akhirnya Dia memperoleh kemenangan dari semua jalan sengsara yang dilalui bahkan dari maut sekalipun
Aplikasi :
§ Duka ini memang berat tetapi kita harus senantiasa dating dan menyerahkan seluruh kepedihan kita kepada Bapa.
§ Ada diantara kita orang percaya yang justru kesal dan menjauh dari Tuhan disaat duka menerpa. Itu tidak menolong tetapi justru menambah beban.
§ Kelegaan hanya dijumpai dalam Tuhan, karena sekalipun kita menderitadan perkara maut senantiasa menjadi kenyataan tetapi hidup kekal adalah ada pada kita.
§ Jangan mencari penghiburan dari yang sementara, jangan kemana-mana dan jangan putus asa. Tetapi mari dating dan curahkan segala kepedihan ini kepada-Nya, bapa yang setia, peduli, dan tahu yang terbaik bagi kita. Roh kudus menolong kita!!!
§ Amen…
IX. BAHAN KHOTBAH SUKACITA
PEMBACAAN ALKITAB : I Tawarikh 16:7-18
POKOK / TEMA : “Terdorong Bersyukur”
Pendahuluan :
§ Sesuatu yang penting pasti diupayakan.
§ Kita bekerja dan berusaha karena ada yang penting, yang hendak kita capai.
§ Sekalipun berat dan sesekali sangat beresiko, tetapi jika hal itu penting dan dibutuhkan maka pasti diusahakan.
Kajian teks/ inti :
§ Pembacaan kita berbicara tentang pesan Daud kepada Asaf saudaranya untu menyatakan puji-pujian kepada Tuhan.
§ Apakah yang membuat Daud berpesan seperti itu? Itu jelas dalam pasal 15 dari kitab I Tawarikh ini, yaitu satu kebutuhan penting bagi Daud dan umat Tuhan, hal itu adalah Tabut Perjanjian yang selama 20 tahun berada di Kiryat Yearim dan berusaha untuk dipindahkan ke Yerusalem, Daud berjuang bagaimana memindahkan itu dari sana karena itu adalh tanda kehadiran dan penyertaan Allah.
§ Daud mendapat kesempatan untuk memindahkan Tabut itu berarti ia diperkenankan Allah untuk menghadirkan rahmat-Nya Bagi bangsanya.
§ Adanya Tabut adalah jaminan bahwa Allah tetap memberkati dan bepihak pada umat-Nya.
§ Memang Tabut yang dipindahkan tetapi makna rohani di balik itu sangat dalam, yakni kehadiran Allah umat bergairah penuh semangat dan Kuat saat Tabuh itu di dekat mereka. Inilah yang membuat Daud meminta Asaf bersama dengan keluarga untuk menaikkan puji-pujian kepada Allah.
Aplikasi :
§ Daud bersyukur mengajak keluarga karena Tuhn menyatakan penyertaan-Nya, Daud tidak memuji-muji dirinya juga tidak mengakui ketangguhannya tetapi dia insaf bahwa allah yang berkaya dalam semuanya itu.
§ Hal ini juga yang nyata di tengah-tengah keluarga………. (lanjutkan sesuai konteks coy!!!)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar